Patung yang bisa menari di Pulau Samosir
SiGale - gale adalah sebuah patung di tanah Batak yaitu tepatnya di Pulau Samosir Sumatera Utara,
Pulau yang berada di tengah Danau Toba. Pulau Samosir mayoritas penduduknya dihuni oleh masyarakat Batak Toba, yang masih sangat kental dengan adat Batak, maka jangan heran jika di pulau ini masih banyak kita lihat simbol - simbol kebudayaan Batak. Baik ukiran - ukiran khas Batak, Batik Batak, Ulos Batak serta Rumah - rumah Batak masih banyak kita jumpain di pulau ini.
Sebagai salah satu kebudayaan peninggalan nenek moyang orang Batak yang cukup terkenal adalah Patung Sigale - gale. Patung ini adalah sebuah pahatan dari kayu dengan wajah seorang lelaki bertubuh jangkung dan tegap. PAtung ini dipercaya merupakan peninggalan leluhur & memiliki nilai mistis. Konon ada seorang Raja yang sangat bijaksana yang tinggal di wilayah Toba. Raja ini memiliki seorang anak bernama Manggale, pada zaman tersebut masih sering terjadi peperangan antar satu kerajaan ke kerajaan lain di tanah Batak.
Suatu saat sang Raja memerintahkan anaknya manggale untuk ikut berperang melawan musuh yang datang menyerang wilayah mereka, Toba. Akan tetapi tak disangka anak tunggal sang Raja tewas dalam medan perang tersebut. Meninggalnya putra mahkota satu - satunya tersebut membuat sang Raja sangat terpukul hatinya mengingat anak satu - satunya sudah tiada, dan Rajapun jatuh sakit.
Melihat keadaan sang Raja yang semngkin hari semangkin memburuk, penasehat kerajaan memanggil datu (orang pintar/ tabib) untuk mengobati penyakit sang Raja. Menurut beberapa datu sang Raja sakit oleh karena kerinduannya kepada putranya yang telah tiada. Datu kemudian mengusulkan kepada ;penasehat kerajaan agar dipahat sebuah kayu menjadi sebuah patung yang menyerupai wajah manggale (putra Raja), dan saran datu inipun dilaksanakan.
Ketika Patung ini telah selesai, penasehat kerajaan mangadakan satu upacara untuk pengangkatan patung Manggale ke Istana Kerajaan demi mengobati rasa rindu sang Raja. Bersama dengan datu mereka pun mengadakan upacara ritual, meniup Sordam (sejenis seruling) untuk memanggil roh anak sang Raja agar masuk ke patung tersebut. patung ini diangkut dari sebuah pondok di hutan & diiringi dengan Sordam & Gondang Sabangunan (Gendang Batak) ke Istana Raja.
Patung yang menyerupai Manggale akhirnya dimasuki oleh rohnya, kemudian ia bisa bergerak dengan sendirinya menari selama tujuh hari tujuh malam, akan tetapi pada hari ke delapan patung itu berhenti menari, melihat patung sang anak tersebut, berlahan hati sang Raja mulai terhibur, kemudian kesehatannya pun pulih kembali.
Kini agama telah masuk ke Tanah Batak, kepercayaan akan adanya roh dalam tubuh patung ini pun tidak lagi dimiliki oleh orang Batak, fungsi patung Sigale - gale juga sudah beralih menjadi sebuah kesenian yang menghibur wisatawan & beberapa perayaan pesta Batak. Pesta Danau Toba adalah acara dimana Sigale - gale sering di tampilkan. Patung ini adalah patung yang bisa bergerak dengan dikendalikan oleh pawang yang duduk di belakang patung.
Diiringi oleh musik khas Batak, ia pun melakukan gerakan Tor - Tor Batak sesuai dengan jenis & irama musiknya. Hingga kini Sigale - gale masih bisa dinikmati di Pulau Samosir dengan sajian pertunjukan Tor - Tot Batak dengan tarif terjangkau.
Hamzah Saragih
Tourist Guide Medan - Sumatera Utara
+62 82160211106